Cara Mudah Membantah Ajaran Sesat Wahhabi

Cara Mudah Membantah Ajaran Sesat Wahhabi (Dari Kitab Sharih al Bayan Fi ar Radd ‘Ala Man Khlaf al Qur’an karya al Imam al Hafizh al Muhaddits Syaikh al Islam Abdullah al Harari al Habasyi)

Anda katakan kepada orang-orang Wahabi: “Ajaran agama kalian itu baru, dirintis oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab. Buktinya, tidak ada seorang muslim-pun sebelum Muhammad Ibn Abdul Wahhab yang mengharamkan perkataan: ”Yaa Muhammad (Wahai Muhammad)…”. Bahkan orang yang oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab disebutnya sebagai “Syaikh al-Islam”; yaitu Ahmad ibn Taimiyah telah membolehkan mengucapkan “Ya Muhammad…” bagi orang yang sedang kesusahan karena tertimpa semacam lumpuh pada kakinya (al-Khadar). Ibn Taimiyah mengatakan bahwa dianjurkan bagi orang yang tertimpa semacam kelumpuhan pada kaki yang tidak dapat digerakan untuk mengucapkan “Yaa Muhammad…”. Yang dimaksud al-khadar pada kaki di sini bukan artinya “kesemutan”, juga bukan lumpuh yang permanen, tapi yang dimaksud adalah lumpuh sementara karena terlalu lama duduk atau semacamnya. Baca lebih lanjut

Ibn Utsaimin Memanipulasi Ucapan Ibnu Taimiyah

Utsaimin memanipulasi ucapan guru besarnya Ibnu Taimiyyah, perhatikan berikut ini.
Ibnu Taimiyyah di dalam kitabnya Iqtidhoush shirotil Mustaqim juz 1 halaman : 619 mengatakan tentang Maulid Nabi Saw :

وكذلك ما يحدثه بعض الناس، إما مضاهاة للنصارى في ميلاد عيسى عليه السلام، وإما محبة للنبي صلى الله عليه وسلم، وتعظيمًا. والله قد يثيبهم على هذه المحبة والاجتهاد، لا على البدع- من اتخاذ مولد النبي صلى الله عليه وسلم عيدًا. مع اختلاف الناس في مولده. فإن هذا لم يفعله السلف، مع قيام المقتضي له وعدم المانع منه لو كان خيرًا.
) اقتضاء الصراط المستقيم مخالفة أصحاب الجحيم ، ج 1 ، ص 619(

“ Demikian pula apa yang diperbuat orang-orang, terkadang bisa saja menyerupai orangt-orang Nashroni di dalam memperingati hari lahirnya isa As, dan juga terkadang bisa juga karena rasa cinta dan pengagungan Kepada Nabi Saw dan Allah memberi pahala mereka atas kecintaan dan ijtihad ini bukan karena bid’ah berupa menjdikan mauled Nabi Saw sbagai hari raya padahal para ulama berbeda pendapat tentang hari kelahiran Nabi Saw “

Sekarang perhatikan fatwa Utsaimin dan penngkaburannya terhadap ucapan Ibnu Taimiyah dengan membuang sebagian ucapan ibnu Timiyyah dalam kitab Majmu’ Fatawanya jilid 6 halaman 200 berikut ini :

وقال شيخ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله: “وكذلك ما يحدثه بعض الناس؛ إما مضاهاة للنصارى في ميلاد عيسى عليه السلام، وإما محبة للنبي صلى الله عليه وسلم وتعظيما له… من اتخاذ مولد النبي صلى الله عليه وسلم عيدًا – مع اختلاف الناس في مولده؛ فإن هذا لم يفعله السلف مع القيام المقتضى له وعدم المانع ولو كان هذا خيرًا محضا أو راجحا؛ لكان السلف – رضي الله عنهم – أحق به منا؛

“ Demikian pula apa yang diperbuat orang-orang, terkadang bisa saja menyerupai orangt-orang Nashroni di dalam memperingati hari lahirnya isa As, dan juga terkadang bisa juga karena rasa cinta dan pengagungan Kepada Nabi Saw (sampai di sini Utsaimin memotong ucapan Ibnu Taimiyah), dari menjadikan hari kelahiran Nabi Saw sebagai hari raya…”

Catatan :

Lihatlah, bagaimana Utsaimin berani membuang dan memotong ucapan guru besarnya sendiri Ibnu Taimiyah bukan Cuma memotong tetapi ia juga menambahi ucapannya sndiri ke dalam ucapan Ibnu Taimiyyah sprit tertera di atas…

Sungguh ia telah melakukan talbis (penipuan trhadap umat) dan khianat trhadap ilmu dan gurunya sendiri…!!!

Gak percaya, nih bukti scan kitab-kitabnya :

Allah Menuntut Kita Untuk Mencari Ilmu Dengan Sanad

Begitu banyak aliran dan sekte dalam Islam sebagaimana kita telah ketahui Khobar dari Nabi Saw tentang pecahnya umat muslim menjadi 73 golongan dan kesmuanya sesat kecuali satu golongan yaitu Ahlus sunnah waljama’ah.

Nabi Saw bersabda :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة ، وتفرقت النصارى الى إثنين وسبعين فرقة ، وتفرقت أمتي على ثلاث وسبعين فرقة ، كلها في النار الاّ واحدة ، قالوا : ومن هم يا رسول الله ؟ قال : هم الذي على الذي أنا عليه وأصحابي . رواه أبو داود والترميذي وابن ماجه Baca lebih lanjut

Kamus Caci Maki al-Albani

Terlalu banyak kalimat cacian, hinaan, dan sumpah serapah yang dilontarkan Muhammad Nashiruddin al-Albani kepada para ulama terdahulu dan zaman sekarang, sehingga tidak terhitung lagi jumlahnya saking banyaknya.  Sampai-sampai ulama asal Yordania, Syaikh Hasan bin Ali As-Segaf merangkum cercaan dan cacian mulut kotor al-Albani dalam sebuah buku berjudul Qamus Syata’im al-Albani (Kamus Caci Maki al-Albani). Buku setebal 206 halaman ini berisi tentang caci-maki al-Albani kepada para ulama terdahulu maupun ulama kontemporer.

 

Albani telah menghina dan mencaci maki para ulama dengan ungkapan-ungkapan yang tidak pantas dan tidak layak, beberapa diantaranya adalah: Baca lebih lanjut

Duduk Tawarruk Dalam Tahiyyat Akhir

Disunnahkan untuk duduk tawarruk dalam tahiyyat akhir, baik dalam shalat yang dua raka’at, tiga atau empat raka’at. Dasarnya adalah hadits Abu Hamid As-Sa’idi, “… Ketika berada di raka’at yang ada salamnya (raka’at terakhir), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyilangkan kaki kirinya, lalu duduk pada sudut (pantat) nya yang sebelah kiri.” (HR. Abu Dawud [1:194] dengan isnad shahih, asalnya pada al-Bukhari).

Dalam riwayat lain yang shahih disebutkan, “Ketika berada pada raka’at yang menjadi penutup shalat, beliau mengeluarkan kaki kiri, lalu duduk tawarruk di atas sudut kirinya.” (HR. Ibnu Hiban [5:188], al-Baihaqi dalam Sunannya [2:129], yang merupakan hadits shahih). Baca lebih lanjut